PENGERTIAN DAN FUNGSI BEBERAPA ALAT INSTRUMENTASI DAN AKUSTIK KELAUTAN





 Muhammad Fajar Ryamizard
1710716310008
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akustik kelautan merupakan bagian dari instrumen kelautan yang digunakan untuk mendeteksi benda, biota laut maupun lapisan sedimen yang berada di dasar lautan yang secara umum terbagi dalam sistem sonar dan echosounder ( Kinsler etal, 1982).
Akustik adalah teori tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Akustik kelautan yang dalam bahasa inggrisnya disebut “marine acoustic” adalah teori tentang perambatan gelombang suara dan perambatannya dalam medium air laut. Akustik merupakan teori yang membahas tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Sedangkan akustik kelautan adalah teori yang membahas tentang gelombang suara dan perambantannya dalam suatu medium air laut. Akustik kelautan merupakan satu bidang kelautan yang umendeteksi  target di kolom perairan dan dasar perairan dengan menggunakan suara sebagai mediannyA.(FAO, 1984).
Akustik merupakan ilmu yang membahas tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Jadi, akustik kelautan adalah ilmu yang mempelajari tentang gelombang suara dan penjalarannya (perambatannya) dalam medium air laut (terjadi di kolom air). Akustik kelautan merupakan suatu bidang kelautan untuk mendeteksi target di kolom perairan dan dasar peairan menggunakan gelombang suara. Dengan pengaplikasian akustik kelautan akan mempermudah peneliti untuk mengetahui objek yang ada di kolom perairan dan dasar perairan baik berupa plankton, ikan, kandungan substrat dan adanya kapal kandas. (McLennan dan Simmonds, 1992).
Studi kelautan dengan menggunakan akustik sangat membantu peneliti untuk mengetahui objek yang berada di kolom dan dasar perairan. Teknologi dalam bidang kelautan dapat digunakan untuk memudahkan manusia dalam mengeksplorasi sumber daya kelautan selain itu dengan adanya teknologi dapat menentukan keselamatan dan kewaspadaan terhadap kondisi perairan laut yang bisa ditentukan secara pasti. Penggunaan teknologi juga membantu para peneliti untuk menentukan parameter, dan objek dengan lebih tepat (Tim penyusun, 2013).
Hidroakustik merupakan suatu teknologi yang digunakanuntuk pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik. Teknologi ini memanfaatkan perambatan suara ataubunyi untuk melakukan pendeteksian. Keunggulan komparatif metode akustik antara lain:berkecepatan tinggi (great speed ),sehingga sering disebut “quick assesment method ”,memungkinkan memperoleh dan memproses data secara realtime , akurasi dan ketepatan (accuracy and precision), dilakukandengan jarak jauh ( remote sensing) tanpa perlu adanya kontaklangsung dengan objek. Teknologi Hidroakustik dapatdimanfaatkan untuk mengetahui sebaran ikan yang ada diperairan baik dekat permukaan ( surface), kolom perairan(  pelagic  ), maupun dekat dasar (bottom ) (FAO, 1984). 
Teknologi akustik merupakan salah satu metode yangsangat efektif dan berguna untuk eksplorasi dasar laut.Pengambilan data dasar perairan seringkali memiliki kendala,misalnya dengan metode grab , yang hanya dapat digunakanpada wilayah kedalaman yang terbatas dengan waktu yang tidaksingkat. Dengan menggunakan metode hidroakustik,pengambilan data atau informasi tentang dasar perairan menjadilebih mudah. Dengan metode ini kita dapat mengetahui tipedasar dari suatu perairan dengan menggunakan nilai Backscattering volume dasar perairan/substrat (Burczynski,1982).
Hidroakustik dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman perairan (batimetri), keberadaan, distribusi, ukuran ataupun tingkah laku dari hewan dan tumbuhan bawah air.  Hidroakustik meliputi akustik pasif ( mendengarkan gelombang suara yang datang) dan aktif akustik yang dapat membuat dan menerima gelombang suara, sering juga disebutechosounder.  Hidroakustik merupakan suatu cabang ilmu yang paling baik dalam penelitian (studi) perikanan.  Pada dasarnya pemantauan hidroakustik didasarkan pada prinsip yang sederhana. Gelombang suara akustik dipancarkan melalui sebuah alat yang menghasilkan energi akustik (suara) pada kolom perairan (McLennan dan Simmonds, 1992).
Ø  Alat – alat Instrumentasi dan Akustik Kelautan


GPS (Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau proses untuk menentukan suatu posisi manapun di planet bumi ini berdasarkan 4 faktor: latitude, longitude, altitude dan time. Istilah lengkap GPS adalah NAVSTAR-GPS (Navigation System Timing And Ranging – GPS). Dibangun oleh Departemen Pertahanan U.S.A dengan dua tipe pelayanan: (1) SPS (Standard Positioning System untuk warga sipil), dan (2) PPS (Precise Positioning Systemuntuk militer). Satelit GPSpertama, diluncurkan pada 22 Februari 1978. Fungsi GPS selain untuk menentukan posisi dari sesuatu benda/hal, GPS digunakan juga untuk menentukan variable-variabel turunan seperti: (1) Kecepatan, (2) Percepatan (Akselerasi), (3) Arah laju, dan (4) Ukuran Interval (i.e. Jarak, Selang Waktu) (Firdaus, 2010).
Unit antena bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan di jam ataomik pada satelit) dan memancarkan signal dan informasi secara kontinyu ke penerima atau receiver (Winardi, 2006).
LCD digunakan untuk menampilkan informasi yang dihasilkan berupa koordinat hasil pembacaan GPS. Display dioperasikan dengan mode 4 bit dengan tujuan untuk penghematan port. Selain itu, kondisi di volt inisialisasi display dari codevision AVR menggunakan 4 bit (Budiawan et al., 2010).

PENGERTIAN ECHOSOUNDER

Echosounder adalah teknik untuk mengukur kedalaman air dengan menggunakan pulsa-pulsa yang teratur dari permukaan air kemudianpantulan gema (echo) yang datang dari dasar laut tersebut di dengar kembali.Teknik ini telah digunakan sejak awal abadke-20 untukmenyediakan informasi tentangkedalaman air yang amat penting untuk menggambarkan peta-peta di wilayah-wilayah yang ditutupi perairan dunia.Peta-peta ini membantu kapal untuk berlayarmelewati samudra-samudradunia dengan aman(Firdaus,2008).
Echosounder adalah alat untuk mengukur kadalaman air dan dicatat waktunya sampai echo kembali ke dasar air. Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu untuk menentukan kedalaman dasar suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar laut.
( Google image, 2014)

MACAM-MACAM ECHOSOUNDER

Single Beam

            Single Beam echosounder menghasilkan sinar tunggal hanya satu yang dikirim secara vertikal ke dalam air. Sering digunakan untuk mendapatkan kedalaaman langsung di bawah kapal, sehingga dapat menghindari bias lebar beam yang disebabkan lereng bawah air. Kedalaman ini baik digunakan untuk keselamatan atau navigasi atau untuk pemetaan dasar laut. Kedalaman yang lebih besar harus diperbaiki untuk pergerakan roll dan pitch kapal yang diamati oleh macam yang sesuia dengan heave-roll-pitch sensor ( XuG, 2010).

Split Beam

Metode ini menggunakan “receiving transducer” yang displit menjadi empat kuadran .Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan “full-beam” yang merupakan penggabungan dari keempat kuadran dalam pamancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing kuadran secara terpisah. Output dari masing-masing kuadran kemudian digabung lagi untuk membentuk suatu “fullbeam” dan dua set split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan output dari fullbeam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set, split beam (Arnaya, 1991).

Dual Beam

Menurut Arnaya (1991), Ide pengukuran in situ target strength ikan dengan menggunakan metode “dual-beam”. Pada transducer dengan beam ganda ini, acoustic signal dipancarkan oleh narrow beam dan diterima oleh narrow-beam dan wide-beam secara bersamaan. faktor “beam pattern” untuk wide-beam mendekati konstan pada “main-lobe” dari “narrow-beam” dan “wide-beam” adalah sama untuk suatu target pada sumbu utama beam (on-axis).

Quasi Beam

Pada metode dual-beam dam split-beam menggunakan sistem multi-beam untuk pengukuran in situ target strength, maka pada quasi-ideal-beam ini tetap menggunakan beam tunggal hanya berkat kecanggihan teknologi elektronika dan teknologi transducer akhirnya dihasilkan suatu beam yang mendekati ideal. Beam ini dikatakan ideal karena memiliki mainlobe dengan puncak yang datar (flat) dan side-lobenya berada pada level lebih kecil dari -30 dB (Arnaya, 1991).

2.5 Komponen Dan Bagian-Bagian Echosounder

            Echosounder bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi dalam medium air. Echosounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan dimasukkan kedalam air laut sehingga sonar batimetrik yang terkontrol (Maclennan dan Simonds, 1992).
            Untuk mengukur kedalaman, digunakan echosounder atau perum gema yang pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1920. Alat ini dapat dipakai untuk menghasilkan profil kedalaman yang kotinue sepanjang jalur perum dengan ketelitian yang cukup baik. Ada juga dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut yaitu demgan menggunakan teknik bandul timah hitam (draloading) dan teknik gema duga atau echosounder (Echolouding) (Winardi, 2006).

Transmitter

Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat  oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer (FAO,1983 dalam Allo , 2008). Demikian juga menurut Firdaus (2008), bahwa transmitter menghasilkan sinyal elektrik yang berosilasi dengan karakteristik frekuensi yang dapat dibedakan secara unik.
Menurut Hamzah (2004),  transmitter memancarkan pulsa gelombang mikro yang berdurasi pendek. Pulsa yang diitransmisi dipusatkan ke beam sempit oleh aantena lalu berinteraksi dengan permukaan bumi. Antena diubah dari mode transmitter, yang megirimkan pulsa, ke receiver, yang menerima echo. Setiap pulsa yang ditransmisi dari permukaan bumi akan mengembalikan echo. Echo ini akan diterima oleh antena dan diproses agar menghasilkan sinyal dengan amplifikasi.
( Google image, 2014)

Transducer

Menurut Al Kautsaretal, (2013), bahwa Transducer adalah bagian dari alatperum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkangelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dapat dipantulkan kembali ke transducer.
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam ( Allo, 2008 ).
( Googleimage, 2014)

Receiver

Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempatbagian transducer pada waktu yang bersamaan ( Allo, 2008 ).
Menurut Marzuki (2010), Receiver adalah perangkat elektronika yang memiliki fungsi sebagai penerima atau penangkap. Receiver dalam sistem SONAR unit berfungsi untuk menerima atau menangkap sinyal gelombang suara patul dari objek. SONAR UNIT yang baik , seharusnya memiliki recevier dengan tingkat kepekaan yang baik ( sensitive receiver). Alasan diperlukan Receiver  dengan tingkat kepekaan yang baik ialah agar gellombang suara pantul dari objek dapat diterima dengan baik
(Google Images, 2014)

Recorder

            Menurut Imron (1997), recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis kedalam kertas serta menampilkan pada layar display ORI berupa sinar osilasi ( untuk layar warna) atupun berupa tampilan sorotan lampu neon, selain itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan sinyal transmisi dan penahan awal penerimaan echo pada saat yang sama.
            Recorder berfungsi untuk merekan atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancar pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke recorder untuk menurunkan sensitivitasnya (FAO, 1983).
( Googleimage, 2014)

Sistem Pengoperasian Echosouunder (Cara Kerja Echosounder)

            Echosounder memiliki beberapa komponen dari sistem pengoperasian yaitu dari time base akan dilanjutkan ke transmitter. Di transmitter ada penstabil kekuatan pulsa, setelah itu masuk ke transmitter sebagai komponen terpenting. Dari transducer ada penguatan lagi yang dilakukan di receiver dan akan menghasilkan echo yang lebih ditampilkan oleh recorder atau display.
            Suatu pulsa listrik dengan frekuensi dan waktu tertentu dibangkitkan oleh time base yang memicu transmitter yang untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer. Pulsa yang masuk ke transducer diubah menjadi gelombang suara selanjutnya dipantulkan di medium air. Gelombang tersebut merambat di dalam air apabila mengenai suatu objek akan dipantulkan sebagai gema dan diterima tranducer. Kemudian echo akan diubah kembali menjadi energi litrik sebelum akhirnya diterima oleh receiver dan diperkuat amplifier. Besarnya penguatan echo dapat diukur oleh sensitivitas yang selanjutnya dikirimkan ke bagian display. Waktu yang diperlukan saat sinyal dipancarkan sampai diterima kembali oleh transducer adalah sebanding dengan jarak antara target dengan transducer. Display yang umum digunakan suatu echosounder adalah recording echosounder dengan kertas pencatat baik mols paper atau dry paper dan colour echosounder dengan tampilan yang lebih menari ( Maclennan dan Simmonds 1992).
            Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan pulsa akusti pendek atau panjang yang dipancarkan ke dasar air kemudian mendengarkannya kembali echo dari dasar itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan kembalinya echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik untuk merambat ke dasar air dan memantulkan kembali ke permukaan air. Dengan mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, kedalaman dasar air dapat dihitung (Firdaus, 2008).

2.7 Kelemahan Dan Kelebihan Echosounder       

Menurut Burczynski dan Ben-Yami (1985), kelemahan dan kelebihan Echosounder adalah sebagai berikut :
Kelemahan :
a.         Harganya mahal untuk membeli sebuah echo sounder.
b.         Kebanyakan echosounder menggunakan kertas khusus dan baterai yang mahal.
c.         Harus menghabiskan waktu yang diperlukan untuk membersihkan dan memperbaikinya hingga bisa bekerja.
d.        Jika rusak, akan memerlukan tukang khusus, seperti tukang perbaikan radio transistor, untuk memperbaikinya.
Kelebihan :
a.         Tidak membuang-buang waktu dan bahan bakar untuk mencoba menangkap ikan di tempat dimana ada beberapa ikan atau tidak ada ikan sama sekali.
b.         Dapat menangkap lebih banyak ikan karena echosounder menunjukkan dimana terdapat lebih banyak ikan untuk ditangkap.
c.         Echosounder menunjukkan kedalaman air.
d.        Dapat melihat batu, bangkai kapal kapal atau sampah di bawah sehingga dapat menghindari kehilangan atau kerobekan jaring Anda.

Electrical and Magnetic Field Current Measurements Hotwire Anemometer
Hot Wire Anemometer menggunakan kawat yang sangat halus yang mana dipanaskan hingga diatas suhu lingkungannya. Anemometer ini menggunakan prinsip hambatan listrik sebuah logam dipengaruhi oleh suhunya. Aliran udara yang melewati kawat tersebut akan mendinginkan kawat. Sehingga dapat ditentukan kecepatan angin berdasarkan efek pendinginan aliran udara terhadap kawat. Hot wire anemometer cocok digunakan untuk pengukuran arus turbulensi yang terjadi di lingkungan laut.




DAFTAR PUSTAKA
Al-Kautsar, Muhammad., Sasmiti, Bandi., Dan Hani’ah. 2013. Aplikasi Echosounder Hi-Target HD 370 Untuk Pemeruman Di Perairan Dangkal (Studi Kasus : Perairan Semarang ). Jurnal Geodesi UNDIP. Vol.II (4) : 222-239.
Allo, Obed .A.T. 2008. Klasifikasi Habitat Dasar Perairan Dengan Mengunakan Instrumen Hidroakustik SIMRAD EY 60 Di Perairan Sumur, Pandeglang Banten.Skripsi. Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB :bogor.
Arnaya, I Nyoman. 1991. Diktat Kuliah Akustik Kelautan. FPIK IPB : Bogor.
Budiawan, Tiyo, Imam Santoso, Ajub Ajulihan Zahra. 2010. Mobile Tracking Gps (Global Positioning System) Melalui Media Sms (Short Message Service). UNDIP : Semarang.
Burczynski, J. 1982. Introduction to The Use of SONAR Systems for estimating Fish Biomass. FAO: Rome
Firdaus, Oktri Mohammad. 2010. Analisis Implementasi Global Positioning System (GPS) Moda Transportasi di PT.X. Proceeding Seminar on Application and Research in Industrial pada Technology (SMART 2010), UGM Yogyakarta, 29 Juli 2010.
Hamzah, Hidayah. 2004. Deteksi Lapisan Minyak (Oil Spill) Dengan Citra Radar Di Perairan Utara Batam. SkripsI. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,IPB : Bogor.
Mac, Lenan and Simmonds.1992.Fisheries Acoustics Theory and Practice. Oxford : Blackwell Science.
Marzuki, Ismail Johan. 2010. Identifikasi Material Dasar Perairan Menggunakan Perangkat Fish Finder Berdasarkan Nilai Target Strenght. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Indonesia : Depok.
Imron, M. 1997.pengaruh pemakaian lampu dan rumpon terhadap hasil tangkapan jaring insang lingkar yang dioperasikan di perairan pelabuhan Ratu. Thesis. Program studi teknologi kelautan, program pasca sarjana. IPB : Bogor.
Winardi. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS untuk Survey Terumbu Karang. Puslit Oseanografi – LIPI.
Xu, Guochang. 2010. Sciences Of Geodesy. Springer.


Komentar